Farid's Habit

Landscape?

Bagi penyuka landscape photography, istilah hyperfocal distance (jarak hiperfocal) mungkin tidak begitu asing. Tetapi bagi pemula dan pembelajar yang memulai menyukai landscape photography kayak gue, tentu istilah ini perlu ditelusuri lebih lanjut. Selama ini prinsip yang gue pakae dalam landscape photography sangat sederhana dan amatir sekali: asal obyek masuk ke frame jepret deh, he he he. Ternyata ada hal-hal yang perlu dipahami secara lebih serius jika ingin memfokuskan diri ke dalam landscape photography.
Baiklah, langsung saja ke pokok permasalahan: Hyperfocal Distance. Dari beberapa sumber yang saya peroleh, berikut ini adalah beberapa pengertian tentang hyperfocal distance. Pada bagian 1 ini pembahasan akan dibatasi pada seputar pengertian dasar hyperfocal distance.

  • Fokuskan lensa pada hyperfocal distance dan segala sesuatu mulai dari jarak paling dekat sampai tak terhingga akan tajam. Foto landscape seringkali diambil menggunakan lensa ayng difokuskan pada hyperfocal distance; obyek yang dekat dan jauh akan tajam di dalam foto tersebut. 
  •  Jarak dari lensa ke suatu titik focus dimana dari titik focus tersebut ke infinity (tak terhingga) adalah tajam. Tambahan: setengah dari jarak dari titik tersebut kearah lensa juga ikut tajam (acceptable sharpness). Ini dikarenakan sebetulnya kita meletakkan titik focus dari kamera/lensa kita pada titik jarak hiperfocal tersebut untuk mendapatkan bidang DOF (depth of field) seluas-luasnya dari titik/jarak tersebut ke infinity (tak terhingga) tapi kurang lebih setengah jarak dari titik tersebut kedepan (kearah) lensa juga ikut tajam dalam batasan acceptable sharpness (ketajaman yang masih bisa diterima). 
  • Hyperfocal distance adalah jarak dimana semua obyek dapat dimasukkan ke dalam fokus “yang dapat diterima”. Berdasarkan nilainya, ada dua pengertian tentang hyperfocal distance. Pertama, hyperfocal distance adalah jarak terdekat dimana lensa dapat difokuskan sementara obyek pada jarak tak terhingga tetap tajam; yakni jarak fokus dengan depth of field maksimal. Ketika lensa difokuskan pada jarak ini, semua obyek pada jarak setengah hyperfocal distance sampai ke tak terhingga akan tajam. Pengertian kedua, hyperfocal distance adalah jarak dimana semua obyek tampak tajam, untuk lensa yang difokuskan pada titik tak terhingga. Kedua pengertian ini tidak perlu menyebabkan kebingungan karena pada dasarnya sama. 
 Dari ketiga penjabaran di atas, pada dasarnya adalah sama. Intinya di sini adalah pada landscape photography, semua obyek yang akan difoto harus tajam, tidak ada out of focus, background blur (bokeh) atau apapun (dalam batas toleransi tertentu).

Pada konsep landscape photography dan hyperfocal distance, penggunaan lensa sangat menentukan. Biasanya, lensa yang cocok digunakan untuk pengaplikasian hyperfocal distance adalah lensa normal dan wide-angle. Ini dikarenakan lensa tipe ini memiliki hyperfocal distance yang relatif pendek jika aperture diset pada angka besar (bukaan kecil). Misalnya hyperfocal distance untuk lensa 17mm yang diset menggunakan aperture 1/16 pada kamera 35mm (full frame) adalah sekitar 0.6 meter. Sehingga segala sesuatu yang berjarak mulai 0.3 meter sampai tak terhingga akan tampak tajam.

Lensa tele sangat jarang dipergunakan untuk pengaplikasian hyperfocal distance karena lensa seperti ini memiliki hyperfocal distance yang relatif jauh. Misalnya hyperfocal distance untuk lensa 200mm yang diset menggunakan aperture 1/16 pada kamera 35mm (full frame) adalah sekitar 83 meter! Sehingga segala sesuatu yang berjarak mulai 41.5 meter sampai tak terhingga akan tampak tajam. Oleh karena itu lensa tele kurang begitu cocok digunakan untuk landscape photography karena obyek yang dekat di depan anda tidak akan tampak tajam.

No Response to "Landscape?"

Posting Komentar